Selasa, 03 Februari 2009

Kumpulan Puisi Akrostik

RINDU

Ringkihnya tubuh ini begitu dahaga
Ombak hati bergulung dalam asa
Sirnanya celah harapan
Ingin menatap pohon kebahagiaan
Arah hidup yang pasti
Namun tiada kutemui
Akankah ridha-Nya kan kuraih?

Fakirnya diri menanggung segala
Enyahlah bendungan dusta
Belukar serabut yang melilit jiwa
Rekaan tanya yang membuncah
Impian tentang surga yang nun jauh di sana
Yang tertambat sekian lama
Asa yang tumpah karena keinsyafan
Namun terpukaulah diri dengan terbukanya
Tirai ampunan Allah yang megah
Iringan pengantin menuju gerbang ridha-Nya

SESAL

Ramai kata persatuan didengung-dengungkan
Oleh para pemimpin dan pembesar bangsa
Selaku pemuka agama jua menyampaikan
Indahnya persaudaraan di antara sesama
Abadi selamanya aman sejahtera
Namun masih saja ada kedengkian yang bersembunyi
Akar permusuhan yang tersulut melalui lisan

Fikirku, mengapa tiada kawan sejati dan tiada musuh abadi?
Emosi meluluhlantakkan didnding kepercayaan
Bersatunya manusia hanya karena kepentingan yang sama
Resahnya hati menghapus setiap jejak toleransi yang telah lama terbangun
Indahnya persaudaraan, kini luntur termakan ketamakan pribadi
Yakinlah, semua itu hanya slogan tanpa makna jika tak ada bukti!
Akankah gurat ketidakpercayaan kian meluas?
Nyatanya perang tak pernah usai
Tiada kedamaian tanpa terpenuhi segala keinginan
Itulah jika dunia dipenuhi oleh budak-budak nafsu

RAMADHAN

Ramadhan mulia mewarnai hari-hariku kini
Ombak keangkuhan tersisih sendiri
Sapa lembut kalam suci menyentuh relung hati
Iringi untaian doa dan zikir pelangi
Allah semata Rabbul Izzati
Nama-Nya terukir di dalam hati
Angin membelai sudut jiwa yang menanti
Firman-firman penggugah kesadaran diri
Embun sabda rasul menitik berseri
Basuh jiwa yang ringkih menepi
Rasa dahaga akan rahmat ilahi
Ikhlas membuka perisai hari
Yang tersaput kesedihan mentari
Antara jurang maaf dan dengki
Nanarnya pandangan tak berperi
Tiap insan mencari ridha ilahi
Inilah jua asa di hati

RENUNGAN

Riak sungai menyapaku
Onggokan batu seakan membisu
Sapaku padanya tak diindahkan
Ingin berlama-lama duduk di atasnya
Angin membelai lembut
Nyanyian serangga masih sayup kudengar
Alangkah damai di sini namun
Fenomena alam melekat di ingatan
Erangan dan rintih para korban banjir
Betapa teriris hatiku
Ratapan orang-orang yang kehilangan
Imbas bencana tak kenal ampun
Ya Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang
Ampunilah dosa-dosa kami
Nyamankan kembali
Tempat tinggal kami
Izinkan kami hidup lebih lama lagi

TERATAI DI HATIKU

Raut wajahmu lembut tertutup
Oleh sehelai kain kerudung
Sapa bayu merayu kabut
Ikhlas yang terbentuk
Antarkan sunyi hati nan rapuh
Nyala redup sebatang lilin yang luluh
Api merayap melahap bingkai ragu

Fitnah menguji budi yang luhur
Elok perilaku pertanda sucinya kalbu
Bersama derai-derai daun
Rinai hujan yang jatuh
Iringi keyakinan yang kukuh
Yang menghapus segala keluh dan peluh
Akar keangkuhan yang pupus
Nuansa keimanan menembus
Tiap nafas yang berhembus
Inilai mahligai cinta yang tertebus

Tidak ada komentar: